Untuk memahami Arduino, terlebih
dahulu kita harus memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan physical
computing. Physical computing adalah membuat sebuah sistem atau
perangkat fisik dengan menggunakan software dan hardware yang sifatnya interaktif
yaitu dapat menerima rangsangan dari lingkungan dan merespon balik. Physical
computing adalah sebuah konsep untuk memahami hubungan yang manusiawi antara
lingkungan yang sifat alaminya adalah analog dengan dunia digital. Pada
prakteknya konsep ini diaplikasikan dalam desain-desain alat atau projek-projek
yang menggunakan sensor dan microcontroller untuk menerjemahkan input
analog ke dalam sistem software untuk mengontrol gerakan alat-alat
elektro-mekanik seperti lampu, motor dan sebagainya.
Pembuatan prototype atau prototyping
adalah kegiatan yang sangat penting di dalam proses physical computing karena
pada tahap inilah seorang perancang melakukan eksperimen dan uji coba dari
berbagai jenis komponen, ukuran, parameter, program komputer dan sebagainya
berulang-ulang kali sampai diperoleh kombinasi yang paling tepat. Dalam hal ini
perhitungan angka-angka dan rumus yang akurat bukanlah satu-satunya faktor yang
menjadi kunci sukses di dalam mendesain sebuah alat karena ada banyak faktor
eksternal yang turut berperan, sehingga proses mencoba dan menemukan/mengoreksi
kesalahan perlu melibatkan hal-hal yang sifatnya non-eksakta. Prototyping
adalah gabungan antara akurasi perhitungan dan seni.
Proses prototyping bisa menjadi
sebuah kegiatan yang menyenangkan atau menyebalkan, itu tergantung bagaimana
kita melakukannya. Misalnya jika untuk mengganti sebuah komponen, merubah
ukurannya atau merombak kerja sebuah prototype dibutuhkan usaha yang besar dan
waktu yang lama, mungkin prototyping akan sangat melelahkan karena pekerjaan
ini dapat dilakukan berulang-ulang sampai puluhan kali – bayangkan betapa
frustasinya perancang yang harus melakukan itu. Idealnya sebuah prototype
adalah sebuah sistem yang fleksibel dimana perancang bisa dengan mudah dan cepat
melakukan perubahan-perubahan dan mencobanya lagi sehingga tenaga dan waktu
tidak menjadi kendala berarti. Dengan demikian harus ada sebuah alat
pengembangan yang membuat proses prototyping menjadi mudah.
Pada masa lalu (dan masih terjadi hingga hari ini) bekerja dengan hardware berarti membuat rangkaian menggunakan berbagai komponen elektronik seperti resistor, kapasitor, transistor dan sebagainya. Setiap komponen disambungkan secara fisik dengan kabel atau jalur tembaga yang disebut dengan istilah “hard wired” sehingga untuk merubah rangkaian maka sambungan-sambungan itu harus diputuskan dan disambung kembali. Dengan hadirnya teknologi digital dan microprocessor fungsi yang sebelumnya dilakukan dengan hired wired digantikan dengan program-program software. Ini adalah sebuah revolusi di dalam proses prototyping. Software lebih mudah diubah dibandingkan hardware, dengan beberapa penekanan tombol kita dapat merubah logika alat secara radikal dan mencoba versi ke-dua, ke-tiga dan seterusnya dengan cepat tanpa harus mengubah pengkabelan dari rangkaian.
Saat ini ada beberapa alat
pengembangan prototype berbasis microcontroller yang cukup populer, misalnya:
Arduino http://www.arduino.cc
I-CubeX http://www.infusionsystems.com
Arieh Robotics Project Junior http://www.arobotineveryhome.com
Dwengo http://www.dwengo.org
Dwengo http://www.dwengo.org
EmbeddedLab http://www.embedded.arch.ethz.ch
GP3 http://www.awce.com/gp3.htm
Di antara sekian banyak alat
pengembangan prototype, Arduino adalah salah satunya yang paling banyak
digunakan.
Arduino dikatakan sebagai
sebuah platform dari physical computing yang
bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa
kata “platform” di sini adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak
hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari
hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE)
yang canggih. IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis
program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam
memory microcontroller. Ada banyak projek dan alat-alat dikembangkan
oleh akademisi dan profesional dengan menggunakan Arduino, selain itu juga ada
banyak modul-modul pendukung (sensor, tampilan, penggerak dan sebagainya) yang
dibuat oleh pihak lain untuk bisa disambungkan dengan Arduino. Arduino
berevolusi menjadi sebuah platform karena ia menjadi pilihan dan acuan bagi
banyak praktisi.
Salah satu yang membuat Arduino
memikat hati banyak orang adalah karena sifatnya yang open source, baik untuk
hardware maupun software-nya. Diagram rangkaian elektronik Arduino digratiskan
kepada semua orang. Anda bisa bebas men-download gambarnya, membeli
komponen-komponennya, membuat PCB-nya dan merangkainya sendiri tanpa harus
membayar kepada para pembuat Arduino. Sama halnya dengan IDE Arduino yang bisa
di-download dan diinstal pada komputer secara gratis. Kita patut berterima
kasih kepada tim Arduino yang sangat dermawan membagi-bagikan kemewahan hasil
kerja keras mereka kepada semua orang. Saya pribadi betul-betul kagum dengan
desain hardware, bahasa pemrograman dan IDE Arduino yang berkualitas tinggi dan
sangat berkelas.
Arduino dikembangkan oleh sebuah
tim yang beranggotakan orang-orang dari berbagai belahan dunia. Anggota inti
dari tim ini adalah:
Massimo Banzi Milano, Italy
David Cuartielles Malmoe, Sweden
Tom Igoe New York, US
Gianluca Martino Torino, Italy
David A. Mellis Boston, MA, USA
Profil mengenai anggota tim
tersebut dan kontribusinya bisa diakses pada situs web http://www.arduino.cc/playground/Main/People.
Saat
ini komunitas Arduino berkembang dengan pesat dan dinamis di berbagai belahan
dunia. Bermacam-macam kegiatan yang berkaitan dengan projek-projek Arduino
bermunculan dimana-mana, termasuk di Indonesia. Yang membuat Arduino dengan
cepat diterima oleh orang-orang adalah karena:
Murah,
dibandingkan platform yang lain. Harga sebuah papan Arduino tipe Uno asli
buatan Italia yang saya beli di tahun 2011 seharga Rp 290.000,-. Sebuah
investasi yang sangat murah untuk berbagai keperluan projek. Harganya akan
lebih murah lagi jika pengguna membuat papannya sendiri dan merangkai
komponen-komponennya satu per satu.
Lintas platform, software
Arduino dapat dijalankan pada system operasi Windows, Macintosh OSX dan Linux,
sementara platform lain umumnya terbatas hanya pada Windows.
Sangat mudah dipelajari dan
digunakan. Processing adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk
menulis program di dalam Arduino. Processing adalah bahasa pemrograman tingkat
tinggi yang dialeknya sangat mirip dengan C++ dan Java, sehingga pengguna yang
sudah terbiasa dengan kedua bahasa tersebut tidak akan menemui kesulitan dengan
Processing. Bahasa pemrograman Processing sungguh-sungguh sangat memudahkan dan
mempercepat pembuatan sebuah program karena bahasa ini sangat mudah dipelajari
dan diaplikasikan dibandingkan bahasa pemrograman tingkat rendah seperti
Assembler yang umum digunakan pada platform lain namun cukup sulit. Untuk
mengenal Processing lebih lanjut, silakan mengunjungi situs web-nya di http://www.processing.org.
Sistem yang terbuka, baik dari
sisi hardware maupun software-nya.
Sangat menarik ketika membuka
kotak pembungkus papan Arduino terdapat tulisan bahwa Arduino diperuntukan bagi
seniman, perancang dan penemu. Sungguh membesarkan hati dan membangkitkan
semangat bahwa penggunanya tidak harus teknisi berpengalaman atau ilmuwan
berotak jenius. Anda tertarik untuk menjadi seniman digital?
Secara
umum Arduino terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Hardware papan input/output (I/O)
- Software Software Arduino meliputi IDE untuk menulis program, driver untuk koneksi dengan komputer, contoh program dan library untuk pengembangan program.
0 komentar:
Posting Komentar